Nama : I Gusti Ngurah Thierry Agusta
NIM : 12410100096
Mata Kuliah : Manajemen UMUM
Kelas : Q3
Kepemimpinan
adalah keseluruhan aktivitas/tindakan untuk mempengaruhi serta
menggiatkan orang dalam usaha bersama utk mencapai tujuan (George Terry,
dalam bukunya Principles of management)
Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Karismatik
© Contoh : Jengis Khan, Hitler, gandhi, John F. Kennedy, IR. Soekarno, Margharet Tatcher, Gorbachev, dan yg lainnya.
NIM : 12410100096
Mata Kuliah : Manajemen UMUM
Kelas : Q3
KEPEMIMPINAN
Kata “pemimpin” berasal dr kata “pimpin” yg berarti “membimbing, menuntun
Pemimpin
berarti orang yg membimbing / menuntun orang lain untuk melaksanakan
kegiatan guna mencapai tujuan yang telah direncanakan
Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Karismatik
2. Tipe Paternalistis
3. Tipe Militeristis
4. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
5. Tipe Laissez Faire
6. Tipe Populistis
7. Tipe Administratif atau Eksekutif
8. Tipe Demokrasi - Tipe karismatik
© Tipe
kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya tarik&karisma yg
luar biasa utk mempengaruhi orang lain, shg ia mempunyai pengikut yg
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yg bisa dipercaya.
© Dia dianggap memiliki kekuatan gaib (supernatural power) & kemampuan-2 yg super human.
- Tipe Paternalistis
Sifat-2-nya:
© Bawahan=manusia blm biasa, anak sendiri yg perludikembangkan
© Bersikap terlalu melindungi
© Jarang memberikan kesempatan kpd bawahan utk mengambil keputusan
© Tidak memberi bawahan kesempatan utk berinisiatif.
© Tdk memberikan kesempatan kpd bawahan utk mengembangkan imajinasi
© Selalu bersikap maha tahu & maha tahu
- Tipe Militeristis
© Menggunakan sistem perintah/komando thdp bawahan
© Menghendaki keputusan mutlak dr bawahan
© Sangat menyenangi formalitas, upacara-2 ritual, & tanda-2 kebesaran yg berlebihan
© Menuntut disiplin keras & kaku dr bawahan (disiplin kader mayat)
© Tdk menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritik-2 dr bawahannya
© Komunikasi hanya berlangsung searah saja
- Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
É Autos = sendiri, kratos = kekuasaan, kekuatan
É = penguasa absolut
É Bertindak sendiri
É Bersikap baik pd orang bawahan yg patuh secara mutlak,dan menyadari tempatnya sendiri-2.
É Yg paling disukai adlh tipe pegawai dan buruh “hamba nan setia”.
- Tipe Laissez Faire
Ò Pemimpin praktis tidak memimpin
Ò Membiarkan kelompok dan setiap orang berbuat semau gue
Ò Jabatan karena sogokan
Ò Semua pekerjaan dilakukan sendiri oleh bawahan
- Tipe Populistis
É Kepemimpinan yg bisamembangunkan solidaritas rakyat
É Berpegang teguh pd nilai-2 masyarakat yg tradisional
É Kurang mempercayai dukungan kekuatan & bantuan hutang luar negeri
É Mementingkan nasionalisme
- TIPE ADMINISTRATIF / EKSEKUTIF
É Adlh kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas^^ administratif secara efektif
É Pemimpinnya terdiri dari teknorat dan administratur^^ yg mampu menggerakan dinamikan modernisasi & pembangunan.
É Di
harapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri,
manajemen modern, dan perkembangan sosial di tengah^^ masyarakat.
- TIPE DEMOKRASI
Ø Berorientasi pd manusia, dan memberikan bimbingan yg efisien kpd para pengikutnya.
Ø Trdpt
koordinasi pekerjaan pd semua bawahannya, dg penekanan pd rasa tanggung
jawab internal (diri sendiri) & kerjasama yg baik.
Ø Kekuatannya terletak pd partisipasi aktif dr setiap warga/kelompok.
Teori kepemimpinan secara umum dapat digolongkan ke dalam empat kategori
besar, yaitu menggunakan pendekatan (1) Pengaruh kekuasaan, (2) Bakat,
(3) Prilaku, dan (4) Situasi.
Teori kepemimpinan
A) Teori dengan Pengaruh KepemimpinanTeori yang dikemukakan oleh
French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa
kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau
organisasi. Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang yang memiliki
akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi
tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu.
Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu (1) kedudukan,
(2) kepribadian, dan (3) politik.
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis;
d) Teori Pilihan Kendala (Constraints choices model) dari Stewan (1967, 1976, 1982)
perilaku pemimpin disesuaikan dengan kendala-kendala yang ada. Ia akan memilih perilaku yang kendalanya terkecil. Misalnya seorang komandan tetara dalam situasi pertempuran, jika mengambil suatu tindakan kemungkinan korban sedikit dan kemenangan akan dicapai maka komandan akan melaksanakan hal itu, namun baila sebaliknya, lebih baik menunggu sampai situasi menguntungkan.
1.1) Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis;
a) Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)
termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
b) Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959)
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.
c) Kendali atas Hukum (French & Raven, 1959)
ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
d) Kendali atas Informasi (French & Raven, 1959)
informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadipemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan menjadi pimpinan rombingan.
informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadipemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan menjadi pimpinan rombingan.
e) Kendali Ekologi (lingkungan)
sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
1.2) Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang bersumber pada
kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut;
a) Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven, 1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
b) Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.
c) Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
1.3) Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
a) Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974)
dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.
dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.
b) Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985)
kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga kelompok lain.
kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga kelompok lain.
c) Partisipasi (Pfeffer, 1981)
pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi, dan sebagainya.
pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi, dan sebagainya.
d) Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan sebagainya.
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan sebagainya.
B) Teori Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau
teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan
terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri
pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau
bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung
Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan
Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki
pemimpin-pemimpin lain.
Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat disamakan dengan
tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau kepemimpinannya bersumber
atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan dongeng-dongeng. Misal
keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang dianggap titisan
dewa dan sebagainya.
Karisma yang ditunjang oleh oleh mitos dan legenda ini bukanlah dating
dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan, sehingga tidak dapat
digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicarakan ini.
Teori bakat menurut Hourse (1977) bahwa karisma yang berupa bakat atau
sifat adalah hal yang dapat dijelaskan secara objektif ilmiyah, sehingga
dapat diteliti, diukur, dan diuktikan keberadaanya.
Teori bakat menurut Baas (1985) ada factor-faktor tambahan lain yang menyebabkan lahirnya kepemimpinan karismatik selain faktor bawaan sejak lahir yang dikemukakan oleh Hourse, yaitu factor anteseden (hal yang mendahului terjadinya seorang pemimpin), faktor atribusi (keyakinan sendiri) dan faktor konsekuensi dari kepemimpinan.
Teori bakat menurut Baas (1985) ada factor-faktor tambahan lain yang menyebabkan lahirnya kepemimpinan karismatik selain faktor bawaan sejak lahir yang dikemukakan oleh Hourse, yaitu factor anteseden (hal yang mendahului terjadinya seorang pemimpin), faktor atribusi (keyakinan sendiri) dan faktor konsekuensi dari kepemimpinan.
Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan
karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri
tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut bersarkan
pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.
Teori Tranformasional menurut Robert (1984) bahwa pemimpin karismatik
dapat juga terjadi dalam kelompok-kelompok yang sangat terorganisasi.
Berbeda dari pendapat sebelumnya yang seakan-akan menyatakan bahwa
kepemimpinan karismatik tidak dapat berjan pada kelompok-kelompok yang
sangat terorgaisasi.
Karisma: Negatif atau Positif?
Ykul (1989) mengemukakan bahwa sejarah telah mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang telah member dampak positif yang sangat luar biasa kepada kelompoknya, bahkan terhadap umat manusia secara keseluruhan, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King. Di pihak lain sejarah juga mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang memberikan dampak negative dan kehancuran, seperti Adolf Hitler. Pertanyaan yang timbul adalah “Apakah pemimpin karismatik berdampak positif atau negatif bagi pengikutnya?”. Pertanyaan ini semakin perlu dijawab karena banyak pemimpin karismatik yang sulit digolongkan dalam salah satu jenis tersebut. Bahkan ada yang berpengaruh negatif di satu pihak namun positif di pihak yang lain.
Ykul (1989) mengemukakan bahwa sejarah telah mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang telah member dampak positif yang sangat luar biasa kepada kelompoknya, bahkan terhadap umat manusia secara keseluruhan, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King. Di pihak lain sejarah juga mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang memberikan dampak negative dan kehancuran, seperti Adolf Hitler. Pertanyaan yang timbul adalah “Apakah pemimpin karismatik berdampak positif atau negatif bagi pengikutnya?”. Pertanyaan ini semakin perlu dijawab karena banyak pemimpin karismatik yang sulit digolongkan dalam salah satu jenis tersebut. Bahkan ada yang berpengaruh negatif di satu pihak namun positif di pihak yang lain.
Musser (1987) mengusukan kriteria yang berbeda antara pemimpin
karismatik yang positif dan negatif. Ciri pemimpin karismatik yang
negatif adalah yang lebih mementingkan tujuan dirinya sendiri daripada
idiologi-idiologinya.
C) Teori Perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin
dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu,
teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan
organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan
jelas. Teori perilaku menurut beberapa ahli, antara lain;
Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin (manager) sebagai
berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah sebagai pemimpin,
penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan dengan
pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan
juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah
sebagai wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan
negosiator.
Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh peran itu, hal itu akan
ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan memiliki kecocokan
dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul dalam hal itu.
Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga memusatka teori
kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam posisi
managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager
dalam organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan
pengorganisasi, pembuat keputusan, pemantau indicator, pengendalian,
perwakilan, pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi.
Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang dapat menduduki
sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki kemampuan
tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan lemah di peran
yang lain.
D) Teori Situasional
Teori situasional berintikan hubungan antara perilaku pemimpin dan
situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua macam hubungan,
yaitu (1) perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari
situasi dan (2) perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab
situasi. Dengan perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin
merupakan variabel ikutan (dependent variable), sedangkan yang kedua
masuk dalam variabel bebas (independent variable).
4.1) Perilaku Pemimpin sebagai Akibat Situasi
Teori-teori yang membicarakan hal ini adalah;
a) Teori Peran (role theory) dari Merton (1957)
a) Teori Peran (role theory) dari Merton (1957)
perilaku pemimpin disesuaikan pada perannya dalam kelompok, misalnya
peran seorang komandan berbeda denga peran seorang ayah, sehingga
perilaku seorang pemimpin berbeda ketika dia sedang berperan sebagai
komandan dan ketika dia sedang menjadi ayah.
b) Teori Harapan (expectancy theory) dari Nebecker & Mitchell (1974)
perilaku pemimpin ditentukan oleh harapan kelompoknya, misalkan seorang ayah diharapkan untuk mencari nafkah bagi keluarganya, sedangkan ayah yang lain diharapkan untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.
perilaku pemimpin ditentukan oleh harapan kelompoknya, misalkan seorang ayah diharapkan untuk mencari nafkah bagi keluarganya, sedangkan ayah yang lain diharapkan untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.
c) Teori Adptif-Reaktif (adaptive-reactive theory) dari Osborne & Hunt (1975)
perilaku pemimpin tidak ditentukan oleh satu faktor tertentu, tetapi oleh interaksi antara bebrapa faktor dalam suatu situasi (multiple influence model). Dengan kata lain, pemimpin setiap kali menyesuaikan perilakunya pada perubahan situasi. Misalnya, perilaku komandan berbeda pada saat perang dan pada saat damai.
perilaku pemimpin tidak ditentukan oleh satu faktor tertentu, tetapi oleh interaksi antara bebrapa faktor dalam suatu situasi (multiple influence model). Dengan kata lain, pemimpin setiap kali menyesuaikan perilakunya pada perubahan situasi. Misalnya, perilaku komandan berbeda pada saat perang dan pada saat damai.
d) Teori Pilihan Kendala (Constraints choices model) dari Stewan (1967, 1976, 1982)
perilaku pemimpin disesuaikan dengan kendala-kendala yang ada. Ia akan memilih perilaku yang kendalanya terkecil. Misalnya seorang komandan tetara dalam situasi pertempuran, jika mengambil suatu tindakan kemungkinan korban sedikit dan kemenangan akan dicapai maka komandan akan melaksanakan hal itu, namun baila sebaliknya, lebih baik menunggu sampai situasi menguntungkan.
mantap nih bro artikel nya..
BalasHapusterimakasih banyak.
Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang baik kelak.
BalasHapusBanyak juga yah teori tentang kepemimpinan itu..
BalasHapusthanks info nya.
Kak,kok contoh tokoh pemimpinnya cuma tipe kharismatik? kenapa yg tipe lain gada contoh tokohnya?
BalasHapus2015-7-20 xiaozhengm
BalasHapuspandora jewelry
sac longchamp
burberry scarf
snabacks wholesale
ralph lauren uk
michael kors outlet
cheap ray ban sunglasses
longchamp soldes
chaussure louboutin
toms shoes outlet
ray ban sunglasses
michael kors handbags
louboutin
oakley sunglasses discount
oakley sunglasses
ray ban sunglasses
kate spade outlet online
rolex watches
nike air max
soccer jerseys
air max shoes
oakley sunglasses
ray ban sunglass
michael kors outlet
toms outlet
michael kors outlet online
burberry sale
oakley sunglass
christian louboutin sale
abercrombie
gucci uk
kate spade outlet
louis vuitton
true religion outlet
ray ban uk